Profil Desa Gumiwang

Ketahui informasi secara rinci Desa Gumiwang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gumiwang

Tentang Kami

Profil komprehensif Desa Gumiwang, Purwanegara, Banjarnegara, mengulas potensi perikanan sebagai "Kampung Nila", inovasi UMKM tepung mocaf, serta pembangunan infrastruktur strategis di tepian Sungai Serayu untuk mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahte

  • Pusat Ekonomi Perikanan

    Desa Gumiwang merupakan sentra budidaya ikan nila terkemuka di Banjarnegara, didukung oleh limpahan air dari Sungai Serayu dan dikelola secara modern melalui BUMDes.

  • Lokasi Geografis Strategis

    Terletak di jalur utama Banjarnegara-Purwokerto dan dialiri Sungai Serayu, memberikan keuntungan signifikan untuk sektor pertanian, irigasi, dan konektivitas wilayah.

  • Inovasi dan Pembangunan Berkelanjutan

    Masyarakat dan pemerintah desa aktif mengembangkan inovasi produk turunan seperti tepung mocaf dan terus mendorong pembangunan infrastruktur vital untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas hidup.

Pasang Disini

Desa Gumiwang, yang berlokasi di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan profil wilayah yang dinamis dan berdaya saing. Berada di tepian aliran Sungai Serayu yang legendaris, desa ini berhasil mengubah tantangan geografis menjadi peluang ekonomi yang signifikan, terutama di sektor perikanan dan pertanian. Didukung oleh semangat inovasi masyarakat dan tata kelola pemerintahan yang progresif, Gumiwang terus bergerak maju sebagai salah-satu desa percontohan dalam pengembangan potensi lokal di Banjarnegara. Dengan posisinya yang strategis di jalur perlintasan ekonomi, desa ini bukan hanya menjadi kawasan permukiman, melainkan sebuah ekosistem produktif yang menjanjikan masa depan cerah bagi warganya.

Sejarah dan Identitas Kultural

Sejarah Desa Gumiwang memiliki akar budaya yang kuat, tercermin dari asal-usul namanya. Menurut catatan sejarah lokal, nama "Gumiwang" berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa, yakni kagum dan mangwang (memandang atau heran). Konon, pada masa lampau, wilayah tetangga sering dilanda perselisihan, sementara masyarakat di daerah ini hidup dengan tenteram. Mereka hanya bisa memandang dengan heran dan kagum terhadap kondisi tersebut, sehingga lahirlah sebutan Gumiwang. Tokoh yang dianggap sebagai pelopor atau orang pertama yang mendiami wilayah ini ialah Wirawangsa, yang makamnya masih terawat hingga kini.

Identitas kultural ini membentuk karakter masyarakat yang cenderung damai, adaptif dan fokus pada pengembangan komunal. Semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi landasan dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan. Nilai-nilai ini terwujud dalam cara masyarakat mengelola sumber daya alam secara kolektif, seperti dalam kelompok-kelompok pembudidaya ikan yang menjadi tulang punggung perekonomian desa. Kehidupan religius yang harmonis juga menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga, memperkuat ikatan sosial dan etos kerja yang produktif.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara geografis, Desa Gumiwang menempati posisi yang sangat strategis. Desa ini terletak sekitar 12 kilometer di sebelah barat pusat ibu kota Kabupaten Banjarnegara, berada di jalur utama yang menghubungkan Banjarnegara dengan Purwokerto. Lokasi ini memberikan kemudahan aksesibilitas untuk mobilitas penduduk maupun distribusi barang dan jasa. Keberadaan Sungai Serayu yang melintasi wilayahnya menjadi berkah tersendiri, menyediakan sumber air melimpah yang vital untuk irigasi pertanian dan budidaya perikanan.

Luas wilayah Desa Gumiwang tercatat sekitar 397,99 hektare. Lahan ini terbagi atas beberapa peruntukan, dengan tanah sawah mencakup sekitar 118 hektare, pekarangan dan permukiman sekitar 149 hektare, serta sisanya merupakan tegalan dan fasilitas umum. Batas-batas wilayah Desa Gumiwang ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Luwung, Kecamatan Rakit.
  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Joho dan Desa Binorong, Kecamatan Bawang.
  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kutawuluh dan Desa Parakan, Kecamatan Purwanegara.
  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Kalipelus, Kecamatan Purwanegara.

Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Gumiwang mencapai lebih dari 8.000 jiwa, yang tersebar di 5 dusun, 10 Rukun Warga (RW), dan 37 Rukun Tetangga (RT). Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk di desa ini tergolong cukup tinggi. Struktur demografi ini menjadi modal sumber daya manusia sekaligus tantangan dalam penyediaan lapangan kerja dan layanan publik yang memadai.

Potensi Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam

Potensi ekonomi Desa Gumiwang yang paling menonjol ialah sektor perikanan, khususnya budidaya ikan nila. Limpahan air dari Sungai Serayu dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan ribuan kolam ikan yang membentang di sepanjang desa, menjadikannya dikenal sebagai "Kampung Nila" atau "Desa Seribu Kolam". Aktivitas budidaya ini tidak lagi dikelola secara tradisional, melainkan sudah melibatkan sentuhan modern di bawah koordinasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Rejeki Sejahtera Gumiwang. BUMDes berperan aktif dalam pengembangan, pembinaan terhadap 18 kelompok pembudidaya, hingga pemasaran hasil panen yang mencapai puluhan ton per siklus.

Selain ikan nila untuk konsumsi, sebagian warga juga mengembangkan budidaya ikan hias, seperti koi, yang memiliki nilai jual tinggi. Keberhasilan di sektor perikanan ini menjadikan Gumiwang sebagai salah satu sentra produksi ikan air tawar penting di Kabupaten Banjarnegara dan menjadi lokasi studi banding bagi desa-desa lain.

Di luar perikanan, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menunjukkan geliat yang positif. Salah satu inovasi yang patut diacungi jempol yaitu produksi tepung Modified Cassava Flour (Mocaf). Tepung yang terbuat dari singkong ini diolah dengan standar kualitas tinggi sehingga memiliki potensi pasar yang luas, bahkan hingga ke tingkat internasional. Produk UMKM lainnya yang cukup dikenal yaitu keripik tempe dan berbagai olahan makanan ringan. Keberadaan BUMDes turut memfasilitasi pemasaran produk-produk UMKM ini, baik secara luring maupun daring, serta menyediakan layanan keuangan untuk mendukung permodalan usaha warga.

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Roda pemerintahan di Desa Gumiwang berjalan secara terstruktur di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Perencanaan pembangunan dilakukan secara partisipatif melalui Musyawarah Desa (Musdes) untuk menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahunan. Transparansi pengelolaan anggaran, seperti yang terlihat dari pengumuman lelang sewa tanah kas desa, menjadi salah satu wujud tata kelola pemerintahan yang baik.

Pemerintah desa menaruh fokus besar pada pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur sebagai penopang utama aktivitas ekonomi dan sosial. Peningkatan kualitas jalan desa, terutama di dusun-dusun yang menjadi sentra produksi, terus diupayakan untuk memperlancar akses dan distribusi. Salah satu infrastruktur ikonik yang bermanfaat bagi mobilitas warga ialah keberadaan Jembatan Gantung Gumiwang. Jembatan ini tidak hanya mempersingkat jarak tempuh antarwilayah tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, optimalisasi jaringan irigasi dari Sungai Serayu terus dilakukan untuk memastikan pasokan air yang stabil bagi lahan pertanian dan kolam perikanan. Fasilitas publik seperti sarana pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Prospek dan Tantangan Masa Depan

Secara keseluruhan, Desa Gumiwang merupakan sebuah etalase keberhasilan transformasi desa berbasis potensi lokal. Dengan fondasi ekonomi yang kuat di sektor perikanan, inovasi produk turunan yang terus berkembang, serta dukungan infrastruktur yang memadai, Gumiwang memiliki prospek cerah untuk menjadi desa yang mandiri dan sejahtera. Keberhasilan BUMDes dalam menggerakkan ekonomi lokal dapat menjadi model yang direplikasi di wilayah lain.

Meskipun demikian, tantangan ke depan tetap ada. Fluktuasi harga pakan ikan, perubahan iklim yang dapat memengaruhi debit air Sungai Serayu, serta persaingan pasar merupakan beberapa isu yang perlu diantisipasi. Regenerasi pembudidaya ikan dan pelaku UMKM juga menjadi hal penting untuk memastikan keberlanjutan usaha. Oleh karena itu, kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah desa, BUMDes, kelompok masyarakat, dan pihak eksternal seperti akademisi dan pemerintah kabupaten menjadi kunci untuk menjawab tantangan tersebut dan terus mengukir prestasi bagi Desa Gumiwang di masa mendatang.